I did some chats with Arya, ketika gua galau dan being another girl who overthinks, and everything you see on a fragile one. I asked few questions, then he answered like, "Kenapa lo setiap ada perubahan kecil lo mengeluh sih? Emang gini nih cewek yang gue gak suka, ada yang berubah sedikit, negat. Cewek emang egois, banyak minta, banyak mau, bikin susah." Dan seriously, itu nancep sampe punggung belakang.
Dan gua berusaha normal kembali, trying to get back the old atmosphere we have. Berusaha tidak peduli dengan bad thoughts which are clouding up my mind. Berusaha menjadi cewek yang tidak egois, banyak minta, banyak mau dan bikin susah. Bahkan skrg dimana keadaan gua yang harusnya galau sampai keujung kaki, gua tidak merasakan apapun. Dan kalaupun gua galau, gua ada pelarian; piano / belajar.
Jadi, ketika gua merasa sepatu, online dan basketball thingy sepertinya lebih penting dari gua, gua relax. Gua pun juga punya kehidupan yang lebih penting daripada harus mikirin hal-hal kayak gituan. Gua hanya ingin jadi cewek yang berusaha menerima orang apa adanya. Tanpa banyak nuntut, banyak mau dan bikin orang susah kanan kiri. Toh, buat apa jadiin orang priority dimana gua adalah option-nya, toh? Jangan cuma karena things are changing, & everyone is leaving make your life stops. Man, lo salah besar.
Dan buat lo cewek-cewek galau di luar sana, coba lo tarik nafas lo dalam-dalam dan berusaha berifikiran sejernih mungkin apakah lo perlu merasa galau dimana orang yang selalu lo pikirin tiap malam dan buat lo galau memikirikan lo atau tidak. They don't, girls. Not even think about your thumbs.
Gua sudah buat perubahan besar dalam waktu sehari di tahun 2011, bagaimana dengan lo semua? Oya, dan terimakasih banyak sekali untuk Harya Bimantoro yang menyadarkan gua betapa tidak gunanya jadi cewek galau. You're the best for giving a girl advices man. All hail!
0 comments:
Post a Comment